Kalau anda ditanya tentang apa itu korosi, mungkin sebagian akan menjawab korosi adalah kata lain dari karat, mungkin juga anda akan mengatakan korosi adalah proses degradasi material. Lalu mana yang benar dan mana yang salah ?
Ok, untuk mencari mana yang benar, mari kita ketahui terlebih dahulu asal muasal kata korosi. Korosi berasal dari bahasa latin yaitu kata Corrodere yang berarti perusakan logam atau pengkaratan akibat lingkungannya. Pemahaman yang lebih baik tentang korosi adalah proses degradasi atau perusakan material yang desebabkan oleh pengaruh lingkungan yang bersifat kimia, fisika dan biologis. So, anda sudah mulai paham apa itu korosi dan bagaimana korosi mungkin terjadi.
![Contoh korosi pada besi yang [mungkin] disebabkan korosi atmosfer](https://sipil2004.files.wordpress.com/2010/12/pintu-air-putat-8.jpg?w=300&h=225)
Pada dasarnya, istilah korosi tidak serta merta di miliki oleh golongan logam saja. Material lain juga mengalami korosi, hanya saja kadang bahasa yang digunakan tidaklah sama. Contoh, material kayu juga mengalami korosi, tapi masyarakat umum lebih mengenal sebagai pelapukan. Beton juga mengalami korosi, pun masyarakat awam / kalangan ahli lebih suka mengatakan pengeroposan. Terserah anda, toh itu hanya nama.
Kembali ke korosi material, secara garis besar, sifat korosi dibagi 3 : kimia, fisika dan biologis. Mari kita bahas satu persatu sifat korosi diatas.
1. Korosi secara kimia
Korosi tipe ini terbagi 2 jenis yaitu kimia (korosi pelarutan selektif, korosi asam dan korosi titik embun) dan elektrokimia (korosi atmosfir, korosi galvanis, korosi tanah dan korosi air laut)
2. Korosi secara fisika
Sama seperti korosi kimia, korosi pada tipe ini juga terbagi atas 2 golongan yaitu korosi mekanis (korosi kelelahan, korosi kavitasi, korosi erosi dan impingment serta korosi tumbukan meterial) dan suhu tinggi (oksidasi dan korosi metal cair)
3. Korosi secara biologis
Yang terakhir, korosi tipe ini memiliki contoh korosi bakteri pereduksi sulfat.
Horok jan, uaakkeeehhh tenan je… padahal mung karat thok kok penyebab’e iso rupo-rupo yo… ckckck…
Yah, itulah durabilitas bahan. Material apapun didunia ini akan selalu berusaha kembali ke elemen dasarnya. Seperti beton yang merupakan campuran semen, pasir, kerikil dan air. Sejatinya pengeroposan adalah proses kembalinya campuran material ke bentuk asli material tersebut secara perlahan.
Eitss… sebelumnya dan sebelum kita semakin jauh, perlu ane luruskan bahwasanya bukan (mungkin belum) kapasitas ane untuk menerangkan maupun menjelaskan perihal karat dan korosi. Ane sarjana sipil dan bukan ahli meterial, hanya saja ane sedikit membaca dan belajar mengenai karat dan korosi. Jadi, walau ane bukan ahlinya, tidak ada salahnya kalau kita berbagi ilmu untuk pemahaman yang jauh lebih baik. Paribasane sithik-sithik roto, hahahahaaha…
Sip, dilanjutkan. Korosi pada metal / logam pasti akan terjadi. Ada pandangan awam bahwa metal aluminium tidak akan korosi. Sebenarnya, metal alumunium memang relatif lebih kebal terhadap korosi atmosfir (tipe korosi yang paling umum) tetapi lemah terhadap merkuri. Demikian juga dengan emas dan platina. Kedua logam mulia ini lemah terhadap bromin basah atau karbon tetraklorida konsentrasi > 60%. Lantas bagaimana tandanya kalau suatu metal / logam mulai terserang korosi ?. Ada beberapa pertanda suatu logam / metal mulai terserang korosi. Pertanda tersebut adalah :
a. Takik2 yg merata di permukaan metal

b. Terbentuk rust (selaput tipis kerak)
c. Terbentuk kerak tebal yg ber-lapis2
d. Penipisan yg merata
e. Perapuhan/pelunakan metal
f. Pengeroposan
g. Penggetasan
h. Keretakan dan perforasi
i. Metal menjadi hancur ber-keping2
Joz, nah sampai disini dulu pengantar dari korosi. Diharapkan dapat membantu pemahaman awal perihal korosi dan beberapa tanda-tandanya. Khas dari tulisan ane, selalu ada pesan moral, dan pesan moral untuk materi ini adalah :
“Korosi Manusia sejatinya sama dengan korosi pada metal. Pelapukan/pengeroposan dan penggetasan (berkurangnya akhlak / iman) akan mengakibatkan metal / logam (manusia) menjadi rusak (menyimpang dari norma) sehingga perlu sesegera mungkin diperbaiki (mempertebal keimanan) agar tidak hancur berkeping-keping (sebelum mati).”
Biarkan Mereka Berkomentar